“Jon, di desa kita
ada warung jual miras. Ayo kita tindak!”
“Nggak usah. Yang
penting jadi orang baik.”
Sebulan kemudian.
“Jon, para pemuda
mulai suka mabuk-mabukan di warung itu. Ayo kita tindak sebelum terlambat!”
“Buat apa? Lha wong
mereka juga nggak ganggu kita, kok.”
Sebulan lagi
berlalu.
“Jon, sekarang
warung itu dibangun tambah megah. Nggak cuma jual miras, sudah ada pelacurnya
juga. Setengah penduduk desa sudah jadi pelanggan. Kalau kita tidak menindak
sekarang, besok-besok kita nggak akan punya kekuatan lagi.”
“Urus diri sendiri
dulu, nggak usah ngurusin orang lain.”
Setahun kemudian.
“Jon, desa kita
sudah jadi pusat maksiat. Masjid mau dirobohkan. Kamu, sebagai ta'mirnya, juga
akan diusir.”
“Lho, lho. Kok gitu?
Ya jangan gitu, dong. Ayo kita lawan mereka!”
“Sudah terlambat,
Jon. Kita sudah jadi minoritas. Dulu saat mereka dengan getol menanamkan
ideologi dan memperluas kekuasaan, kita cuma sekedar jadi orang baik. Ternyata
itu tidak cukup.”
*
* *
Di dunia ini
setidaknya terdapat empat golongan orang dalam berislam:
Golongan pertama: orang
Islam yang berilmu Islam, menjalankan Islam, berakhlaq Islam dan sangat perduli
dengan urusan umat Islam.
Golongan kedua: “orang
Islam yang sedikit berilmu Islam, menjalankan Islam, tapi tidak perduli dengan
nasib umat Islam.”
“Golongan ketiga”: “orang
Islam yang tidak mempunyai ilmu Islam, tidak menjalankan syariat Islam dan
tidak perduli terhadap urusan Islam.”
Golongan keempat: orang
Islam yang belajar Islam, menjalankan sebagian syariat Islam, suka mengkritik
dan terkadang benci terhadap Islam dan umat Islam, dan tidak perduli terhadap
urusan umat Islam.
Sayangnya,
Golongan pertama
adalah minoritas
Sedangkan golongan kedua
dan ketiga mayoritas, dan golongan keempat sedikit jumlahnya tapi besar
bahayanya.
Rasulullah bersabda: “Barangsiapa
tidak perduli terhadap urusan umat Islam, maka ia bukan dari golongan kita.”
(A-Hadits). (Dr. Hamid Fahmi Zarkasyi; Wakil Rektor
Universitas Darussalam Gontor Ponorogo)