google.com, pub-2032731931779399, DIRECT, f08c47fec0942fa0

Pengertian dan Dasar Hukum Zakat


Pengertian Zakat
Zakat secara etimologi merupakan bentuk isim masdar dari akar kata  yang bermakna an-namā’(tumbuh), al-barakāh (barakah), at-tahārah (bersih), as-salāh (kebaikan), safwatu asy-Syā’i (jernihnya sesuatu)[1], dan al-madu (pujian)[2].

Pengertian zakat secara etimilogi ini terangkum dalam ayat:

 خذمن أموالهم صدقة تطهّرهم وتزكّيهم بهاوصلّ عليهم[3]


Ayat tersebut bermaksud bahwa zakat itu akan membersihkan, mensucikan dan menumbuhkan pahala orang yang melaksanakannya.[4]

Adapun pengertian zakat secara terminologis, para ulama memberikan rumusan yang berbeda-beda, diantaranya adalah:

As-Sayyid Sabiq

اسم لما يخرجه الانسان من حقّ الله تعالى الى الفقراء وسميت زكاة لما يكون فيما من رجاء البركة وتزكية النّفس[5]


Abdurrahman Al –Jazāirī

الزكاة هو تمليك مال مخصوص لمستحقه بشرائط مخصوصة[6]

 

Muhammad Asy – Syaukani


الزكاة هو اعطاءجزء من النصاب الىفقير والىنحوه غير متصف بمانع شرعى يمنع من التصرف اليه[7]   

Hasbi Ash Shiddieqy
Sebagian dari harta orang kaya yang telah ditentukan kadarnya oleh agama pada sebagian jenis harta dan telah ditentukan nisabnya pada sebagian jenis harta yang lain.[8]
Dari beberapa definisi ulama di atas dapat disimpulkan bahwa zakat adalah bagian dari harta yang wajib diberikan oleh setiap muslim yang memenuhi syarat kepada orang tertentu, dengan syarat-syarat tertentu pula.[9]

Kata zakat dalam arti terminologi oleh al-Qur’an disebut 30 kali, yaitu 27 kali disebut dalam satu konteks dengan shalat, dan dari 30 kali sebutan tersebut, terdapat 8 sebutan yang berada pada surat-surat yang turun di Makkah dan sisanya berada pada surat-surat yang turun di Madinah.[10]

Dari beberapa ayat al-Qur’an, kata zakat banyak sekali yang dihubungkan dengan kata salat dan kita diperintahkan untuk melaksanakannya seperti yang terdapat dalam surat al-Muzzammil ayat 20, sebagai berikut:

واقيمواالصّلوة واتوزاالزّكوة وافرضواالله قرضاحسنا[11]

Di samping itu, al-Qur’an juga mengecam keras bagi orang yang tidak mau menunaikan perintah zakat tersebut, sebagaimana yang disinyalir dalam surat At- Taubah ayat 34, sebagai berikut:

والذّين يكنزون الذّهب والفضّة ولاينفقونهافىسبيل الله فبشّرهم بعذاب اليم[12]


Dengan demikian jelaslah bahwa zakat merupakan salah satu kewajiban atas semua  umat Islam yang telah memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan oleh nas-nas al-Qur’an, al-Hadis dan Ijma ulama.

Dasar Hukum Zakat
Zakat dalam hirarkis hukum Islam merupakan rukun Islam ketiga, yang wajib dilaksanakan oleh setiap muslim, yang disyari’atkan pertama kali pada bulan Syawal tahun II Hijriyah di Madinah. Kewajiban zakat itu bila ditinjau dari kekuatan hukumnya sangat kuat karena mempunyai dasar hukum nas yang sudah pasti, seperti tersebut dibawah ini:

Al-Qur’an                  
وأقيمواالصّلوة واتواالزّكوة واركعوا مع الرّكعين  [13]
وهوالذّي انشأجنّات معروشات وغيرمعروشات والنّخل والزرع مختلفاأكله والزيتون والرّمان متشابها وغيرمتشابه كلوا من ثمره
اذاأثمرواتواحقه يوم حصاده ولآتسرفوا إنه لايحب المسرفين[14]

إنّ الذّين امنواوعملواالصّالحات واقامواالصّلوة وأتواالزّكوة لهم

اجرهم عند ربهم ولاخوف عليهم ولاهم يحزنون[15]


Al-Hadis

بنىالاسلام علىخمس شهادت ان لآاله الاّالله وانّ محمّدارسول الله واقام الصلاة وايتاءالزكاة والحجّ البيت وصوم رمضان[16]


يأمرنابالصّلاة والزكاة والصلة والعفا ف[17]


Ijma’
Yaitu adanya kesepakatan semua umat Islam di semua negara bahwa  zakat adalah wajib. Bahkan, para sahabat Nabi SAW sepakat untuk membunuh orang-orang yang enggan mengeluarkan zakat dan mereka tergolong orang kafir dalam pandangan ulama.[18]




[1]Ibrahim, Anīs dkk, Al-Mu’jām al-Wasīt, (Beirut: al-Maktabah al-Ilmiyah, t.t.), I: 498.

[2]Al-Alamah Ibnu Manzūr, Lisān al-‘Arab,(Beirut: Dār Lisan al-‘Arab, t.t.), II: 36.
[3]At-Taubah (9): 103.
[4]Wahbah az-Zuhailī, Zakat Kajian Berbagai Mazhab,alih bahasa Agus Effendi dan Burhanuddin Fanany, kata pengantar Jalaluddin Rahmat, (Bandung: PT.Remaja Rosda karya,1995), hlm. 83.

[5] As-Sayyid Sabiq, Fiqh as-Sunnah, (Beirut: Dār al-kutub al-Araby, 1973), I: 276.
[6]Lebih lanjut al-Jazāirī memberikan keterangan pengertian tersebut di atas bahwa seseorang yang telah memiliki harta yang mencapai nisab zakat. Maka ia wajib memberikan harta zakatnya kepada yang berhak dengan cara menjadikan milik. Abdurrahman al-Jazāirī, Al-Fiqh ‘alā al-Mazāhib al-‘Arba’ah, (Beirut: Dār al-Kutub al-Ilmiyyah, 1990), I:536.
 [7]Muhammad asy-Syaukani, Nail al-Autār,(Libanon: Dār al-Jail, t.t.), IV:169.
[8]Hasbi ash Shiddieqy, Zakat Sebagai Salah Satu Unsur Pembinaan Masyarakat Sejahtera, (Purwokerto: Matahari masa, 1969), hlm.11.  
 [9]Muhammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam, zakat Dan Wakaf, cet. ke-1 (Jakarta: UI Press, 1988), hlm. 39.
 [10]Yu>suf al-Qaradawi>, Fiqh az-Zakāh, (Beirut: Muasassah al-Risalah, 1980), I: 39.
[11] Al-Muzzammil (73): 20.
[12] At-Taubah  (9): 34 .
[13] Al-Baqarah (2): 43.
[14] Al-An’am (6): 141.
[15] Al-Baqarah (2): 277.
[16] Imām al- Bukhārī, Sahīh al-Bukhārī, Kitab al-Imān, (Beirut: Dār al-Fikr,1991), I:10. Hadis riwayat Bukhari dari Ibnu Umar.
[17] Idem, bab wujub az-Zakāh, II: 124. Hadis sahih dari Abu Sufyan dari Ibnu Abbas.
[18] Wahbah al-Zuhailī, Zakat Kajian….., hlm. 90.