google.com, pub-2032731931779399, DIRECT, f08c47fec0942fa0

Hoax di Masa Rasulullah dan Ketika Muhammad Saw Terserang Hoax

 
Foto: Sehabis kegiatan "Permainan Tradisional"
Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan kami (sasaran) fitnah bagi orang-orang kafir. dan ampunilah kami Ya Tuhan kami. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
(QS. Al-Mumtahana: 5)

HOAX atau informasi yang penuh kebohongan dan merupakan fitnah bukanlah suatu hal yang baru. Oleh sebab fitnah selalu ada di sekitar kita, begitupun rasulullah Muhamamd Saw seringkali menerima beragam fitnah. Kisah fitnah yang terabadikan di dalam Al-Qur’an yakni, fitnah Ummul Mukminim Siti Asiyah yang dituduh berselingkuh.

Bayangkan saja jika dari kita terkena serangan fitnah dan fitnah tersebut sudah menyebar kemana-mana. Apa lagi sekarang ini eranya jejaring sosial, finah semakin menjalar tidak terbendung. Selanjutnya, apa yang bisa kita perbuat jika kita mengalami fitnah seperti apa yang dituduhkan Aisyah bawasanya ia telah menghianati Rasulullah.

Sebagaimana kita ketahui Nabi Muhammad Saw sangat mencintai dan sayang dengan Aisyah. Di dalam hati dan pikiran Nabi bahwa Aisyah tidak mungkin melakukan hal tersebut. Dan kisah kejinya fitnah terjadi sehabis perang dengan Bani Mushtaliq pada bulan Sya’ban 5 H dan terabadikan dengan turunya wahyu QS. An-Nuur: 11-21.

Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu. tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakannya. dan siapa di antara mereka yang mengambil bahagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar.” (QS. An-Nuur: 11)

Mendapatkan berita perselingkuhan tersebut Nabi Muhamamd Saw tidak mampu berkata-kata, ia amat sangat terpuku dan sikapnyapun mengalami perubahan. Sehingga Aisyah sebagai korban fitnah tersebut hanya bisa menangis dan berpasrah diri, ia merasakan betapa beratnya mendapatkan siksa dari perilaku fitnah tersebut. sebulan lebih fitnah tersebut menyebar dalam kehidupan rumah tangga Nabi dan Aisyah. Dan pada akhirnya Allah Swt menyelamatkan keharmonisan rumah tangga nabi dengan menurunkan ayat tersebut.

Dalam kitab An-Naba’u al-Azhim, Dr Muhammad Abdullah Daraz menjelaskan berbagai hikmah dari kejadian tersebut. Salah satu hikmah yang sangat agung adalah kesabaran dan kejujuran Nabi Muhammad Saw.

Bayangkan saja jika hal tersebut mengalami diri kita pada era sekarang ini bahwa fitnah sangat mudah ditebarkan baik melalui media sosial maupun media cetak. Apa yang bisa kita perbuat? Tentu saja kita terus berusaha mengembalikan citra diri kita, bahwa hal tersebut merupakan kebohongan.

Ternyata hoax atau fintah sangat berbahaya dan perlu kita waspadai. Maka jangan sampai pada diri kita menyebarkan informasi hoax, sebelum kita mengetahui kebenaran dari informasi tersebut.